Ketika itu hari Minggu tanggal 10 Oktober 2010 si penanggung jawab pembangunan gapura Manukan Adi yaitu Diot sedang merapikan kabel-kabel yang pada gapura. Memang gapura tersebut rencananya akan dipasang beberapa lampu untuk penerangan dan juga sebagai hiasan pada bagian tiang tembok kiri kanan dan juga pada bagian atas gapura.
Siang itu Diot sendirian merapikan kabel-kabel itu sekitar pukul 12.00 WIB. Tinggi dari gapura itu sendiri sekitar 4 Meter. Tiang-tiang penyangga (andang bahasa jawa) pada waktu pengecoran belum dilepaskan karena akan dipakai pada waktu pemasangan lampu. Dengan menggunakan andang itu yang tingginya sekitar 3 Meter Diot merapikan kabel yang sebagian sudah terpasang pada gapura.
Pada waktu dia Diot sedang konsentrasi merapikan kabel yang berada di atas gapura dan dia berdiri diatas andang, dari arah barat ada mobil pickup carry yang biasa dipakai untuk mengantar sepeda motor yamaha. Mobil pickup itu terlalu ke kiri hingga kaca spion kirinya mengenai salah satu dari empat penyangga andang. Salah seorang warga yang ada didekat situ berteriak mengingatkan "Wueh .. gak cukup mundur aja". Tapi sopir tadi cuman melipat spion nya dan terus maju.
Padahal jenis pickup yamaha tersebut adalah wide deck (bak lebih lebar dari pada kepala), pada saat terus maju, bak nya mengenai penyangga tadi, tapi anehnya pickup tersebut tidak berhenti malah terus maju pelan-pelan dan pelan. Sehingga penyangga andang tersebut terbawa maju hingga menyentuh penyangga didepannya hingga mau roboh. Tentu saja si Diot yang berada diatas sangat kaget sekali, karena dia hampir saja jatuh. Untung saja andang tersebut masih diberi penahan ke kiri dan kekanan sehingga walaupun salah satu penyangganya bergeser jauh tetapi masih bisa berdiri walaupun agak miring.
Diot yang kaget tadi terlihat emosi, dengan membawa palu ditangan dia mau turun untuk melabrak sopir pickup tadi. Si sopir keluar dan berkata "Sepurane mas, sepurane (Maaf mas, maaf)". Setelah si sopir keluar kemudian diikuti seseorang keluar juga yang tadi dia duduk di jok sebelah kiri dan berkata "Sorry yot". Diot melihat kebawah dan berkata "Oalah awakmu tah (oalah kamu)".
Ternyata salah satu dari mereka adalah temennya Diot, sehingga walaupun cuaca saat itu sedang panas tapi kejadian itu tidak membuat mereka panas, tapi cuman ketawa kecil dan senyum-senyum. Kemudian orang yang duduk di jok kiri berkata "Ini tadi yang mengemudi sales ku, dia lagi belajar mengemudi, karena setelah mengantar sepeda motor dan bak kosong maka aku biarkan dia pegang kemudi.
Setelah itu dia berkata "Wis minggiro koen, tak undurno sek (Sudah minggir kamu, aku mundurkan dulu)". Akhirnya kejadian itu bisa terselesaikan dengan penuh kekeluargaan. Ternyata sopir yang sebenarnya adalah temennya Diot anak Manukan Blok IV. Dan untung saja Diot tidak jatuh dari andang tersebut.
1 comments:
turun bawa palu buat apa mas ?
Posting Komentar